DKI Jakarta – Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede memaparkan tindakan Bank Indonesi (BI) mempertahankan suku bunga membatasi tren pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah.
“Pasca pengumuman RDG (Rapat Dewan Gubernur), rupiah mampu menguat hingga membatasi tren pelemahan pada hari ini,” kata beliau untuk ANTARA di Jakarta, Rabu.
Melalui RDG Periode Juni 2025 yang diselenggarakan pada Selasa (17/6) dan juga Rabu, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate terus berada pada level 5,5 persen.
Suku bunga deposit facility diputuskan untuk permanen pada level 4,75 persen. Begitu pula suku bunga lending facility yang diputuskan untuk masih berada pada level 6,25 persen.
“BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di level 5,50 persen sejalan dengan BI yang digunakan masih berhati-hati terkait dengan ketidakpastian global dari sisi geopolitik serta tensi dagang,” ungkap Josua.
Adapun kurs rupiah pada Kamis (19/5), diprediksi akan melemah pasca rapat Federal Open Market Committee (FOMC) nanti malam.
“The Fed diperkirakan masih akan memberikan sinyal kehati-hatian dalam tahun 2025. Rupiah diperkirakan menggerakkan pada kisaran Rp16.275-Rp16.400 per dolar Negeri Paman Sam (Amerika Serikat),” kata dia.
Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari Rabu di Ibukota melemah sebesar 23 poin atau 0,14 persen berubah menjadi Rp16.313 per dolar Negeri Paman Sam dari sebelumnya Rp16.290 per dolar AS.
Kurs DKI Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Nusantara pada Rabu juga melemah ke level Rp16.319 per dolar Amerika Serikat dari sebelumnya sebesar Rp16.281 per dolar AS.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Kecerdasan Buatan pada laman web ini tanpa izin ditulis dari Kantor Berita ANTARA.
Artikel ini disadur dari Keputusan BI tahan suku bunga batasi tren pelemahan rupiah