Jakarta – Nilai tukar rupiah mengalami tekanan hebat di seminggu terakhir. Puncaknya, pada perdagangan kemarin, Kamis (25/9/2025), rupiah sudah ada tembus level psikologis Rp16.700/US$.
Melansir data Refinitiv, rupiah tercatat sempat menyentuh level Rp16.750/US$ atau melemah 0,48%.Rupiah tercatat telah melemah di enam hari beruntun sejak 18 September 2025 lalu. Hal ini memulai kegelisahan dolar Negeri Paman Sam dapat menguat hingga ke level Rupiah 17.000.
Menteri Pertambangan (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita bergabung mengomentari keadaan ini. Menurutnya, penguatan dolar Amerika Serikat cuma berjalan sementara.
“Oh itu sementara aja,” ujar Agus ketika ditemui dalam ICE BSD Tangerang, kemarin (25/9/2025).
Agus pun tiada memberikan komentar lainnya. Pemimpin wilayah Bank Tanah Air (BI) Perry Warjiyo telah dilakukan membuka kata-kata masalah pelemahan rupiah yang berjalan beberapa hari terakhir. Perry menegaskan bahwa bank sentral sudah pernah mengeluarkan seluruh instrumennya untuk melindungi stabilitas nilai tukar rupiah.
“Bank Tanah Air menggunakan seluruh instrumen yang ada secara bold, baik di pangsa domestik melalui instrumen spot, DNDF, juga pembelian SBN di pangsa sekunder, maupun ke pangsa luar negeri di Asia, Eropa, dan juga Amerika secara terus menerus, melalui intervensi NDF,” kata Perry di pernyataannya, Hari Jumat (26/9/2025).
Dia pun mengungkapkan BI yakin bahwa seluruh upaya yang tersebut dikerjakan dapat menstabilkan nilai tukar rupiah, sesuai nilai fundamentalnya.
Di samping upaya ini, BI juga mengundang seluruh pelaku lingkungan ekonomi untuk turut bersama-sama merawat iklim bursa keuangan yang digunakan kondusif, sehingga stabilitas nilai tukar Rupiah dapat tercapai dengan baik.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos BI Blak-blakan Pemicu Rupiah ‘Strong’ Lawan Dolar
Artikel ini disadur dari Dolar AS Rp 16.700, Menteri Prabowo: Itu Sementara!