Ibukota Indonesia – Wanita bernama Adelia (23) pada Palmerah, Ibukota Barat diduga bermetamorfosis menjadi orang yang terdampar penggelapan oleh individu pria pengaku polisi bernama Yohanes.
Penipuan itu, kata Adelia ketika dikonfirmasi di DKI Jakarta Barat, Selasa, berawal ketika hendak berjualan kendaraan beroda dua motor Honda Beat keluaran tahun 2018 miliknya lewat media sosial.
Kemudian dari sekian penawar, Adelia akhirnya bersepakat dengan Yohanes lantaran pria itu memberikan tawaran tertinggi.
Komunikasi dari media sosial pun berlanjut ke instruksi WhastAPP.
"Saya menyingkap nilai tukar di Rp6 juta. Beliau ini yang mana paling membesar nawarnya akhirnya 'deal' ke Rp5,6 juta," katanya.
Adelia mengaku sadar sejak awal terkait risiko jual beli motor pada media sosial.
Oleh sebab itu, Adelia hanya saja mau bertransaksi dengan sistem bayar dalam tempat (cash on delivery/ COD).
"Awalnya dia, ketemuan pagi sebelum kerja, tapi tak jadi," kata Adelia.
Adelia mirip sekali tak curiga ketika pelaku memohonkan COD dilaksanakan pada sedang malamnya. Tepatnya pada Rabu (18/6) dini hari sekira pukul 01.30 WIB.
Wanita ini masih menyanggupi dengan syarat motornya sanggup terjual.
Ia pun meminta-minta perjumpaan dilaksanakan pada depan sebuah toko vape pada kawasan Kemanggisan, Palmerah, Ibukota Barat.
"Saya ditemani teman saya. Begitu juga Yohanes bawa temannya," kata dia.
Pertemuan itu terekam kamera CCTV yang dimaksud terpasang ke depan toko vape.
Melihat rekaman CCTV, awalnya tak ada yang mana aneh. Pria yang dimaksud mengaku bernama Yohanes nampak memeriksa keadaan motor layaknya orang pembeli.
Namun, situasi mulai berubah ketika Yohanes juga rekannya yang mengenakan kaos hitam juga masker mengaku sebagai anggota polisi.
"Awalnya mereka itu tak ngaku polisi. Tapi pas lagi ngobrol nilai motor, ia baru bilang katanya dari Mabes Polri. Terus saya bilang kantornya ke mana, ia bilang ke Polda," lanjutnya.
Yohanes kemudian mulai mengintimidasi Adelia lalu rekannya untuk mempelajari pasal-pasal yang dimaksud mengatur jual beli kendaraan.
Kebetulan, ketika itu motor milik Adelia hanya sekali memiliki STNK tanpa ada BPKB.
"Karena ia bilang kalau sistem COD ini ada pasalnya. Saya secara langsung cek sebabnya lalu beneran ada," kata Adelia.
Adelia bercerita, awalnya ketika itu ia masih berupaya tenang. Sebab, nama pada STNK motor itu adalah identitasnya.
Tapi hal itu malah menimbulkan pelaku meninggikan nada bicara dan juga mengeluarkan borgol sembari menggertak.
Hal itu menciptakan Adelia juga rekannya menjadi terintimidasi.
Pelaku kemudian memohonkan untuk mengakibatkan motor milik Adelia.
Pelaku berdalih bahwa motor itu baru akan dikembalikan jikalau Adelia menyambangi Polda Metro Jaya dengan mengakibatkan surat pernyataan tak akan melakukan sistem jual beli tanpa surat-surat lengkap.
"Saya tak sampai diborgol tapi ia udah keluarkan borgol buat ancam kita serta secara langsung bawa motornya aja. STNK masih serupa saya. Dia suruh foto kopi STNK untuk bawa ke Polda langsung," katanya.
Adelia yang pada waktu itu semata-mata mampu pasrah dikarenakan telah ketakutan, namun belum mengira berubah menjadi orang yang terluka penipuan.
Sebab, pada waktu itu ponsel Yohanes masih bisa jadi dihubungi, hal itu terlihat dari arahan yang dikirimkannya masih terkirim.
Namun pada pagi hari, ponsel Yohanes telah tak bisa jadi dihubungi.
"Paginya saya 'chat' beliau buat nanya kalau saya ini harus kemana lalu ketemu siapa, tapi ia udah ceklis satu. Saya suruh teman saya, 'chat' beliau ternyata sanggup ceklis dua, berati saya diblokir," tuturnya.
Kemudian pada hari terakhir pekan (20/6), Adelia pun segera melaporkan tindakan hukum ini ke Polsek Palmerah lalu berharap pelaku mampu diringkus secepatnya.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Kecerdasan Buatan di dalam platform web ini tanpa izin tercatat dari Kantor Berita ANTARA.
Artikel ini disadur dari Ini kronologi penipuan wanita di Jakbar oleh pria pengaku polisi