Ibukota Indonesia – Aktris Indonesia berdarah Mesir, Suzana "Susan" Sameh menganggap peran sebagai karakter "orang ketiga" alias perempuan perebut lelaki pemukim (pelakor) dalam film "Pintu-Pintu Surga" (2025) sebagai peran yang mana menantang.
"Saya sangat menikmati peran yang tersebut menantang akibat belum pernah mengalami itu sebelumnya, apalagi ketika itu saya masih belum menikah. Jadi ini cukup sulit, namun saya menyukainya lantaran dapat mempelajari karakter baru serta mengekspresikan emosi yang mana kompleks. Peran bermetamorfosis menjadi Latifah tidaklah mudah," kata Susan di dalam Jakarta, Senin.
Susan menganggap wajar belaka peran Latifah itu menarik, oleh sebab itu memang benar menantang secara emosional. Kendati demikian, tuntutan profesionalitas mengharuskannya menampilkan kualitas akting yang mumpuni, meskipun secara emosional ia merasa marah untuk karakter "pelakor" yang disebutkan sebagai seseorang perempuan.
Film itu mengisahkan Latifah manusia ibu tunggal yang tersebut harus menghadapi kenyataan pahit membesarkan anaknya yang dimaksud berkebutuhan khusus (ADHD) pribadi diri setelahnya suaminya meninggal dunia.
Suatu hari, takdir mempertemukan Latifah dengan Arman (diperankan Arya Saloka), di mana keduanya pernah memiliki kisah cinta masa lalu. Sayang, ketika Latifah akan dipersunting oleh Arman ternyata pria itu pun telah terjadi beristri, orang perempuan bernama Widya (diperankan Agla Artalidia).
Dengan alur cerita yang mana kompleks, film "Pintu-Pintu Surga" siap memberikan tontonan yang menguras air mata lewat premis dasar feminis yakni pembebasan setiap perempuan dari ketidakadilan sistemik, salah satunya justifikasi terhadap perempuan.
Film yang digunakan diproduksi dengan budget sekitar Rp8 miliar sampai Rp10 miliar itu mulai ditayangkan untuk umum dalam bioskop-bioskop se-Indonesia mulai 13 Februari 2025.
Artikel ini disadur dari Susan Sameh anggap peran “orang ke-3” di “Pintu-Pintu Surga” menantang