Ibukota Indonesia – Presiden RI Prabowo Subianto mengunjungi Kongres Internasional Taraf Tinggi untuk Penyelesaian Damai berhadapan dengan Kesulitan Palestina kemudian Realisasi Solusi Dua Negara yang dimaksud dilakukan pada Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat (AS), pada Awal Minggu (22/9) waktu setempat.
Konferensi Derajat Tinggi tentang Palestina juga Solusi Dua Negara merupakan bagian dari Sidang Umum PBB (UNGA) ke-80. KTT yang dimaksud diprakarsai bersatu oleh Prancis lalu Arab Saudi, setiap-tiap diwakili oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron lalu Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud.
Dalam kesempatan yang disebutkan Presiden Prabowo mendapat urutan kelima sebagai kepala negara yang mana akan menyampaikan pernyataan di forum yang dimaksud setelahnya Yordania, Turki, Brazil, serta Portugal.
KTT ini berubah menjadi salah satu forum penting bagi komunitas internasional untuk meneguhkan kembali komitmen global terhadap solusi dua negara (two-state solution) untuk penyelesaian damai berhadapan dengan permasalahan Palestina, sekaligus menggalang dukungan nyata bagi implementasinya.
Total ada 33 negara kemudian organisasi internasional yang digunakan diundang memberikan pandangan, dengan prioritas diberikan untuk negara-negara core group yang mana memiliki peran krusial pada mengawal proses implementasi solusi dua negara, diantaranya Indonesia.
Konferensi dibuka dengan pidato dari lima tokoh, yakni Presiden Prancis Emmanuel Macron, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan Al Saud, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, Presiden Sidang Majelis Umum (SMU) PBB ke-80 Annalena Baerbock, dan juga Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang mana menyampaikan pidato secara segera dari Palestina melalui video.
Berikut beberapa orang hal menyita perhatian pada KTT Solusi Dua Negara di dalam Markas Besar PBB:
1. Mikrofon Presiden Prabowo berakhir
Saat memberikan pernyataan pada KTT Solusi Dua Negara di Markas Besar PBB, AS, Mulai Pekan (22/9) waktu setempat, mikrofon yang digunakan digunakan Presiden Prabowo mendadak mati atau berhenti berfungsi tepat pasca ia mengucapkan kalimat, “Kami bersedia menyediakan pasukan perdamaian.”
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI meluruskan terputusnya mikrofon Presiden RI Prabowo Subianto ketika memerikan pernyataan tidak disebabkan gangguan mental teknis, melainkan akibat aturan prosedural mengenai batas waktu.
“Terdapat aturan prosedur bahwa setiap negara mendapat kesempatan 5 menit. Apabila pidato lebih tinggi dari lima menit maka mikrofon akan dimatikan,” jelas Direktur Berita juga Dunia Pers Kemlu RI, Hartyo Harkomoyo, Selasa (23/9).
Meski mikrofon berhenti berfungsi, ia melakukan konfirmasi bahwa pernyataan Presiden Prabowo masih jelas terdengar oleh para delegasi dalam Aula Sidang Majelis Umum.
2. Pengakuan resmi Prancis terhadap negara Palestina
Prancis secara resmi mengakui negara Palestina pada penghadapan puncak globus dalam Markas Besar PBB, New York, AS, Hari Senin (22/9) waktu setempat, bergabung dengan sebagian besar negara anggota PBB lainnya yang dimaksud sudah melakukan hal tersebut.
"Saya hari ini menyatakan bahwa Prancis mengakui Negara Palestina. Waktunya sudah tiba. Kita tidaklah dapat lagi menunggu," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron pada KTT Solusi Dua Negara.
Dia mengungkapkan semua bangsa harus menjaga kemungkinan solusi dua negara, dalam mana negeri Israel juga Palestina hidup berdampingan secara damai juga aman. Dengan pengakuan Prancis ini, tambahan dari 150 negara sudah mengumumkan pengakuan mereka itu terhadap Negara Palestina.
3. Pidato resmi Presiden Palestina Mahmoud Abbas
Presiden Palestina Mahmoud Abbas berpartisipasi di acara yang dimaksud melalui konferensi video, setelahnya Amerika Serikat mencabut visanya sehingga tidak ada dapat mengunjungi acara yang dimaksud secara langsung. Pidato yang digunakan disampaikan Mahmoud Abbas antara lain mengapresiasi Deklarasi New York yang mana dihasilkan konferensi pada Juli lalu, yang diadopsi oleh mayoritas kata-kata pada Majelis Umum PBB.
Dia menyatakan bahwa Negara Palestina adalah satu-satunya otoritas sah yang dimaksud memenuhi kriteria untuk memikul tanggung jawab penuh melawan pemerintahan dan juga keamanan di Gaza. Dia menegaskan pula gerakan Hamas tiada akan memiliki peran pada pemerintahan kemudian harus mendeklarasikan persenjataannya terhadap Otoritas Palestina.
Dia pun meyakinkan komitmennya untuk menyelenggarakan pemilihan presiden serta parlemen di waktu satu tahun setelahnya berakhirnya konflik negeri Israel di dalam Gaza.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Artificial Intelligence pada website web ini tanpa izin ditulis dari Kantor Berita ANTARA.
Artikel ini disadur dari Sejumlah hal menarik pada KTT Solusi Dua Negara di Markas Besar PBB