Ibukota Indonesia – Sarang burung walet telah terjadi lama dikenal sebagai salah satu komoditas unggulan juga bernilai lebih tinggi dalam Indonesia.
Produk yang digunakan terbentuk dari air liur burung walet ini mengalami perkembangan dari materi pangan tradisional berubah menjadi salah satu komoditas ekspor strategis, bahkan menempatkan Indonesi sebagai produsen terbesar di dalam lingkungan ekonomi global.
Indonesia memasok hingga 80 persen keinginan sarang burung walet dunia, khususnya untuk pangsa Tiongkok, yang digunakan menjadikannya sebagai salah satu produk-produk paling vital bagi perekonomian nasional.
Untuk mengetahui lebih tinggi lanjut, berikut sejarah sarang burung walet hingga bermetamorfosis menjadi komoditas ekspor unggulan Indonesia, mengambil dari beraneka sumber.
Jejak awal penemuan sarang burung walet
Meskipun Tiongkok dikenal sebagai negara pengimpor sarang burung walet sejak berabad-abad lalu, catatan sejarah menunjukkan komoditas "Caviar of the Easr" ini berasal dari kawasan Asia Tenggara, satu di antaranya Indonesia.
Penelitiannya merujuk pada temuan sejarawan selama Malaka, Lin Biao, yang digunakan pada abad ke-17 menemukan catatan mengenai pemakaian sarang burung walet.
Catatan itu mengungkap bahwa sarang burung walet pertama kali ditemukan oleh Admiral Zheng He, seseorang penjelajah Dinasti Ming.
Saat armada Zheng He menghadapi badai hebat dalam sekitar semenanjung Malaysia, para awak kapal terpaksa berlindung di gua-gua pesisir.
Kekurangan substansi makanan memproduksi merekan mencoba sarang burung walet yang tersebut menempel di dalam dinding gua pinggir laut.
Setelah mengonsumsinya, mereka itu merasakan pemulihan status tubuh yang tersebut sangat jauh tambahan baik.
Temuan makanan yang dimaksud dibawa pulang lalu dihadiahkan terhadap Raja Dinasti Ming, Chengzu. Kemudian, sarang ini cepat populer di dalam kalangan bangsawan Tiongkok.
Sejak itu, sarang burung walet tumbuh sebagai salah satu kuliner mewah Asia Timur juga meluas hingga berubah jadi komoditas bernilai perekonomian besar di dalam tingkat internasional.
Awal masuk ke Indonesia
Di Indonesia, kisah sarang burung walet tercatat lewat cerita rakyat. Salah satu yang tersebut paling dikenal adalah kisah Kiai Surti, utusan Kerajaan Mataram Kartasura.
Ia dikisahkan mendapat wangsit dari Dewi Suryawati untuk mencari obat bagi permaisuri di Gua Karang Bolong, yang digunakan ternyata berbentuk sarang burung walet.
Pengambilan sarang burung walet pada masa itu memerlukan keahlian khusus, sebab habitat walet yang umumnya berada di dalam ceruk-ceruk gua pesisir yang sulit dijangkau.
Proses panen direalisasikan dengan penuh kehati-hatian lalu kerap disertai ritual adat sebagai bentuk permohonan keselamatan.
Di kawasan pantai selatan Jawa, teristimewa Karang Bolong, komunitas menyelenggarakan pagelaran wayang lapisan kulit sebagai bagian dari tradisi sebelum panen.
Pagelaran yang disebutkan harus dijalankan tanpa adegan tokoh yang mana gugur sebab diyakini berhubungan dengan keselamatan para pemanen. Tradisi ini juga menunjukkan kuatnya keterkaitan budaya masyarakat pesisir dengan komoditas tersebut.
Tumbuh menjadi komoditas ekspor Indonesia
Perdagangan sarang burung walet mulai tercatat sejak abad ke-15, sewaktu komoditas ini dikenal dalam kalangan petani kecil dalam Jawa Timur serta Kalimantan Timur.
Pada abad ke-17, penjual dari Dinasti Ming semakin berpartisipasi mencari serta memperdagangkan sarang burung walet dari bervariasi wilayah Nusantara.
Hubungan perdagangan yang mana terjalin selama berabad-abad ini menciptakan Nusantara lalu Tiongkok mempunyai kedekatan panjang pada bidang sarang burung walet.
Seiring keinginan global yang mana terus meningkat, Indonesia bermetamorfosis menjadi pemasok terbesar dunia.
Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, juga Tumbuhan DKI Jakarta, sempat menyebutkan ekspor sarang burung walet sejak Januari hingga September 2025 mencapai 894,86 ton lalu ini menunjukkan sebagai komoditas unggulan Indonesia.
Tak semata-mata Tiongkok, area tujuan ekspor komoditas ini semakin luas, yakni Hong Kong, Vietnam, Makau, Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, Negeri Matahari Terbit hingga Korea Selatan.
Selain miliki keunggulan tersebut, sarang burung walet juga dikenal lantaran manfaatnya untuk kesehatan.
Kandungan proteinnya dipercaya menguatkan sistem imun, melindungi keseimbangan jantung juga tulang, hingga membantu perawatan lapisan kulit seperti memudarkan kerutan juga flek hitam.
Dengan sejarah panjang antara perjalanan maritim, tradisi budaya, dan juga perkembangan ekonomi, sarang burung walet berubah jadi salah satu komoditas kebanggaan Indonesia.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Teknologi AI pada laman web ini tanpa izin tertoreh dari Kantor Berita ANTARA.
Artikel ini disadur dari Sejarah sarang burung walet sebagai komoditas unggulan Indonesia