Ibukota Indonesia – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melakukan pengembangan inisiatif Bank Sampah Setor Jo dalam desa sekitar operasional PGE Area Lahendong di dalam Kecamatan Tompaso Raya, Sulawesi Utara di rangka pengelolaan lingkungan berkelanjutan, sekaligus memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
“Program ini bukanlah belaka tentang mengatur sampah, tapi juga merancang kesadaran, memberdayakan masyarakat, dan juga menciptakan nilai sektor ekonomi baru dari limbah yang mana dulunya dianggap tidak ada berguna,” ujar Corporate Secretary PGE Kitty Andhora dalam Jakarta, Jumat.
Program Bank Sampah Setor Jo berhasil membentuk empat unit bank sampah yang mana terlibat memberdayakan warga pada pengelolaan sampah rumah tangga.
Program ini terbukti mampu mengubah kebiasaan komunitas dari membakar atau menimbun sampah berubah menjadi memilah juga menyetorkan ke bank sampah.
Menurut Kitty, lebih tinggi dari 200 klien aktif, satu di antaranya kelompok rentan seperti penyandang disabilitas, pada saat ini telah dilakukan merasakan faedah dengan segera dari keberadaan bank sampah ini.
Sejak tahun 2024, PGE bersatu NGO Liberty Society mengembangkan inisiatif Setor Jo dengan menghadirkan pelatihan pengolahan sampah anorganik, juga pelatihan kewirausahaan bagi pengurus dan juga pengguna bank sampah.
"Tak cuma itu, pelibatan karang taruna juga BUMDes juga dikerjakan guna menguatkan jejaring pemasaran barang daur ulang secara berkelanjutan," ujar Kitty menambahkan.
Salah satu perubahan penting dalam tahun 2024 adalah penyediaan mesin upcycling plastik jenis sheet press yang mampu mengubah limbah plastik bermetamorfosis menjadi unsur dasar produk-produk baru, seperti aksesoris, furnitur, hingga sofa ecobrick.
Selain itu, bank sampah juga berhasil memproduksi eco-enzyme serta komoditas turunannya seperti eco-atsiri, yang tersebut dapat dimanfaatkan sebagai disinfektan alami.
Hingga pada waktu ini, lanjut Kitty, acara Setor Jo sudah memberikan faedah nyata bagi lebih besar dari 340 warga Tompaso Raya, Sulawesi Utara, dengan dampak lingkungan berbentuk penurunan signifikan besar sampah rumah tangga yang dimaksud dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Program ini telah mengolah 5 ton sampah anorganik jenis HDPE, LDPE lalu MLP berubah menjadi hasil daur ulang seperti sofa ecobrick, furnitur, juga eco-merchandise, dan juga 2 ton sampah organik dari sisa buah lalu sayur untuk pembuatan eco enzyme.
General Manager PGE Area Lahendong Novi Purwono menyebutkan pihaknya percaya bahwa melalui kolaborasi dengan beraneka pihak, mulai dari NGO, pemerintah daerah, kelompok jahit, hingga dinas koperasi dan juga UKM, pengelolaan lingkungan yang mana baik akan berjalan tambahan efektif.
"Saat ini, acara Bank Sampah Setor Jo bermetamorfosis menjadi model yang mana dapat ditiru oleh desa-desa lain pada sekitar Minahasa,” ungkap Novi Purwono.
Adapun PT Pertamina Geothermal Energy Tbk merupakan bagian dari Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) PT Pertamina (Persero) yang tersebut menggerakkan pada bidang eksplorasi, eksploitasi, kemudian produksi panas bumi.
Saat ini PGE mengurus 15 Wilayah Kerja Panas Bumi dengan kapasitas terpasang sebesar 1.877,5 MW, terbagi 672,5 MW yang mana dioperasikan juga dikelola secara langsung oleh PGE lalu 1.205 MW dikelola dengan skema Kontrak Operasi Bersama.
Kapasitas terpasang panas bumi ke wilayah kerja PGE berkontribusi sekitar 80 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi ke Indonesia, dengan kemungkinan pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 jt ton CO2 per tahun.
Artikel ini disadur dari PGE Lahendong inovasi pengelolaan bank sampah warga Tompaso Raya Sulut