Hal ini profil Sanae Takaichi, perdana menteri perempuan pertama Negeri Sakura

Hal ini profil Sanae Takaichi, perdana menteri perempuan pertama Negeri Sakura

DKI Jakarta – Sanae Takaichi mencetak sejarah sebagai Pertama Menteri (PM) perempuan pertama Jepun yang mana terpilih setelahnya mengungguli pemungutan pendapat ke parlemen Negeri Matahari Terbit pada Selasa sore.

Sebelumnya pada 4 Oktober 2025, perempuan berusia 64 tahun itu lebih banyak dulu terpilih sebagai Ketua Liberal Democratic Party (LDP), yang menjadikannya calon kuat untuk menduduki jabatan PM Jepang.

Read More

Takaichi menggantikan Shigeru Ishiba sebagai PM Jepun sekaligus pemimpin LDP, yang mana mengundurkan diri dari kedua tempat yang dimaksud diampunya yang disebutkan pada September 2025.

Kemenangannya menandai momen bersejarah pada Negeri Sakura yang selama ini dikenal memiliki tingkat representasi urusan politik perempuan yang tergolong rendah dibandingkan negara-negara progresif lainnya.

Profil Sanae Takaichi

Takaichi lahir pada 7 Maret 1961 dalam Prefektur Nara, Jepang. Ia tidaklah datang dari keluarga elite politik, di dalam mana ayahnya merupakan individu pekerja buruh pabrik perusahaan otomotif serta ibunya manusia polisi dalam Kepolisian Prefektur Nara.

Takaichi berhasil menamatkan kuliah dalam Universitas Kobe dengan gelar kejuaraan manajemen bisnis. Ia kemudian melanjutkan sekolah ke Institusi Pemerintahan dan juga Manajemen Matsushita.

Ketika duduk dalam bangku kuliah, ia merupakan penabuh drum untuk band heavy-metal kemudian hobi mengendarai kendaraan beroda dua motor. Takaichi pun mengaku sebagai manusia yang digunakan gila pada bekerja (workaholic). Ia bahkan melontarkan pernyataan agar anggota parlemen partai untuk “bekerja seperti kuda”.

Sebelum terjun ke politik, istri dari Taku Yamamoto itu merupakan mantan pembawa acara TV Asahi pada tahun 1989. Ia pernah membawakan pula acara ke Fuji Television Network atau Fuji TV.

Ia pertama kali memasuki globus urusan politik Jepun pada tahun 1990-an. Setelah meraih kemenangan kursi pertamanya sebagai anggota DPR pada tahun 1993, Takaichi bergabung dengan New Frontier Party yang tersebut sekarang telah tiada ada lagi, kemudian bergabung sebagai anggota LDP, dilansir Kyodo.

Takaichi dikenal sebagai anak didik mantan Utama Menteri Jepun Shinzo Abe. Ia pernah menjabat di beberapa kabinet Shinzo Abe lalu di kabinet mantan Awal Menteri Negeri Sakura Fumio Kishida.

Sejumlah jabatan yang digunakan pernah ia emban selama pemerintahan pertama Shinzo Abe, yaitu Menteri Negara untuk Inovasi; Menteri Negara untuk Ketenteraman Pangan; Menteri Negara untuk Kesetaraan Gender lalu Urusan Sosial, Menteri Negara untuk Kebijakan Sains kemudian Teknologi; serta Menteri Negara untuk Urusan Okinawa kemudian Teritorial Utara.

Adapun jabatan yang pernah diampunya selama pemerintahan kedua Shinzo Abe yaitu Menteri Urusan Dalam Negeri serta Komunikasi, dan juga pernah menduduki pula jabatan Menteri Negara untuk Security Sektor Bisnis pada pemerintahan Fumio Kishida.

Ia diketahui kerap mengunjungi Kuil Yasukuni, yakni kuil di dalam Tokyo yang tersebut berkaitan dengan konflik serta dipandang oleh negara-negara tetangga sebagai simbol kuat militerisme Negeri Matahari Terbit pada masa lalu.

Sebagai tokoh sayap kanan, Takaichi dikenal sebagai sosok yang tersebut sangat konservatif lalu nasionalis di spektrum kebijakan pemerintah Jepang. Sebagai pengagum mantan Utama Menteri Inggris Margaret Thatcher, ia mencontoh gaya kepemimpinan kuat ala Thatcher sehingga media kerap menyebutnya sebagai Iron Lady atau "Wanita Besi" Jepang.

Meski ia mencetak sejarah sebagai Utama Menteri perempuan pertama pada Jepang, namun sebagian rakyat menyangsikan jadwal progresif yang mana akan ia bawa di isu kesetaraan gender sebab ia mengambil kedudukan konservatif. Misalnya, menolak pernikahan sesama jenis, hingga membantu sistem pewarisan kekaisaran yang hanya saja boleh dijabat laki-laki.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Artificial Intelligence di platform web ini tanpa izin tercatat dari Kantor Berita ANTARA.

Artikel ini disadur dari Ini profil Sanae Takaichi, perdana menteri perempuan pertama Jepang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *