HIMKI tegaskan pengembangan lebih lanjut bambu punya daya kuat pacu ekonomi RI

HIMKI tegaskan pengembangan lebih lanjut lanjut bambu punya daya kuat pacu dunia usaha RI

DKI Jakarta – Himpunan Industri Mebel juga Kerajinan Indonesi (HIMKI) menyatakan acara pengembangan lebih lanjut bambu memiliki daya dongkrak kuat terhadap pemajuan ekonomi domestik, dikarenakan menghasilkan kembali produk-produk kreatif bernilai tambah tinggi.

Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur pada pernyataan ke Jakarta, Hari Jumat menyatakan penguatan proses lanjut bambu merupakan bagian penting dari strategi sektor kreatif nasional, khususnya jikalau dikelola modern serta terintegrasi dengan biosfer kriya.

Pihaknya menyoroti kemungkinan Nusantara yang miliki 12 jt hektare bambu dengan karakter material yang mana kuat, ringan, terbarukan, juga rendah karbon, sehingga relevan dijadikan sebagai material masa depan yang tersebut berkelanjutan.

HIMKI menegaskan proses lanjut adalah kunci untuk mengubah kekayaan yang dimaksud bermetamorfosis menjadi lapangan usaha bernilai membesar lalu berdaya saing.

Kata dia, asosiasi yang dimaksud dipimpinnya menggerakkan pemerintah area untuk menguatkan kebijakan proses pengolahan lebih lanjut bambu serta kriya, perbankan juga diharapkan menyediakan skema pembiayaan yang tersebut lebih besar pro-UMKM, dan juga akademisi didorong menguatkan riset, desain, dan juga digitalisasi.

HIMKI turut meminta pelaku sektor meningkatkan mutu, berinovasi, serta mengerti karakter pangsa global sebagai bagian dari perubahan lingkungan hilirisasi.

Lebih lanjut, sebagai upaya menyokong proses lanjut bambu pada Tanah Air, pihaknya hari ini secara resmi membuka penyelenggaraan Priangan Bamboo Fest Kriya Loka 2025 di Tasikmalaya yang mana berlangsung hingga 14 Desember 2025.

Kata ia pameran itu berubah menjadi panggung kolaborasi pelaku lapangan usaha serta perajin dari Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Pangandaran, kemudian Banjar. Festival ini menghadirkan pameran bambu kemudian kriya lintas material, seminar, fashion show, lomba desain, juga bervariasi ruang kolaborasi yang tersebut ditujukan untuk mempercepat inovasi.

“Festival ini adalah perayaan identitas juga masa depan dunia usaha kita. Kriya tidak belaka warisan budaya, tetapi sektor strategis yang dimaksud menciptakan lapangan kerja, nilai tambah, serta daya saing global,” kata dia.

Sementara itu, Ketua DPD HIMKI Priangan, Maman Mustarom, menambahkan bahwa festival ini lahir dari dorongan mendirikan Perkotaan Industri Kreatif Bambu ke wilayah Priangan agar bambu berubah jadi material alternatif kayu.

Menurut beliau dengan sumber daya alam bambu yang mana melimpah dan juga kapasitas perajin yang telah dilakukan lama mengalami perkembangan di dalam Tasikmalaya dan juga sekitarnya, Kawasan Priangan dinilai layak bertambah seperti Cirebon yang tersebut mengalami perkembangan sebagai kota sektor rotan.

Upaya merancang pusat sektor kreatif bambu dimulai melalui kerja mirip HIMKI Priangan dengan Pusat Pembangunan Industri Kerajinan Daerah Perkotaan Tasikmalaya dan juga Dekranasda. Ke depan, pengembangan ini akan diperluas melalui kolaborasi dengan akademisi, BUMN, pemerintah, sektor swasta, serta komunitas.

Sebelumnya, Kementerian Industri (Kemenperin) berazam mengawal seluruh tahapan pengembangan sektor bambu secara menyeluruh kemudian berkelanjutan.

Sinergi dengan para pemangku kepentingan, mulai dari komunitas bambu, lembaga riset, hingga sektor industri, berubah jadi kunci di mewujudkan lingkungan lapangan usaha bambu yang tangguh juga berdaya saing global.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman jenis bambu terbanyak di dalam dunia. Terdapat 162 jenis bambu di Indonesia, yang digunakan 124 pada antaranya merupakan spesies asli Indonesia.

Bamboo Global Market Report 2024, mencatatkan data lingkungan ekonomi bambu global mengalami lonjakan pesat di beberapa tahun terakhir, lalu diperkirakan akan terus tumbuh.

Pasar bambu yang pada 2023 sebesar 70,59 miliar dolar Amerika Serikat (sekitar Rp1.132 triliun), bermetamorfosis menjadi 75,12 miliar dolar Negeri Paman Sam (Rp1.205 triliun) pada 2024 dengan tingkat peningkatan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 6,4 persen.

Faktor-faktor pendorong peningkatan ini antara lain meningkatnya kesadaran lingkungan, mitigasi inovasi iklim, keserbagunaan aplikasi, dan juga dukungan pemerintah.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Artificial Intelligence di dalam website web ini tanpa izin ditulis dari Kantor Berita ANTARA.

Artikel ini disadur dari HIMKI tegaskan hilirisasi bambu punya daya kuat pacu ekonomi RI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *