Aturan lengkap tentang penalti di sepak bola menurut IFAB

Aturan lengkap tentang penalti di dalam sepak bola menurut IFAB

Ibukota – Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (International Football Association Board/IFAB) sebagai badan yang berwenang menetapkan hukum permainan sepak bola telah dilakukan merilis klarifikasi terbaru mengenai aturan penalti. Perubahan ini muncul setelahnya insiden kontroversial pada adu penalti Kejuaraan Champions antara Atletico Madrid juga Real Madrid, yang tersebut melibatkan pemain Julian Alvarez.

Dalam persoalan hukum tersebut, Alvarez terpeleset pada waktu mengeksekusi penalti, menyebabkan bola mengenai kakinya sendiri sebelum akhirnya masuk ke gawang. Meskipun bola bersarang pada jala Thibaut Courtois, gol yang disebutkan dibatalkan akibat dianggap sebagai pelanggaran "double touch". Kejadian ini mengakibatkan perdebatan terkait interpretasi Hukum 14 (Law 14) tentang penalti.

Read More

Klarifikasi IFAB terkait sentuhan ganda

Melalui surat edaran resmi yang mana berlaku mulai 5 Juni 2025, IFAB menegaskan bahwa jikalau penalti menciptakan gol setelahnya berjalan sentuhan ganda yang digunakan bukan disengaja, maka tendangan yang disebutkan harus diulang, tidak dibatalkan. Aturan ini mulai diterapkan pada laga UEFA Nations League antara Jerman kemudian Portugal dalam Munich, lalu akan digunakan juga ke Piala Planet Antarklub 2025 di dalam Amerika Serikat.

"Situasi seperti ini sebelumnya bukan secara eksplisit dijelaskan pada Hukum 14, sehingga wasit banyak menganggapnya sebagai pelanggaran walau tidaklah disengaja," jelas pernyataan IFAB.

Prosedur pelaksanaan tendangan penalti

Law 14 IFAB tentang penalti menyebutkan bahwa penalti diberikan jikalau individu pemain melakukan pelanggaran yang digunakan dihukum dengan tendangan bebas secara langsung dalam di area penalti timnya sendiri.

Berikut ketentuan pelaksanaan tendangan penalti:

  1. Bola harus pada keadaan diam juga berada pada titik penalti.
  2. Penendang harus jelas diidentifikasi.
  3. Kiper harus terus ke garis gawang hingga bola ditendang.
  4. Pemain lain harus berada di dalam luar area penalti, di dalam belakang titik penalti, kemudian berjarak minimal 9,15 meter.
  5. Bola pada permainan jikalau telah ditendang dan juga bergerak jelas.
  6. Penendang tak boleh menyentuh bola lagi sebelum disentuh pemain lain.
  7. Penalti dinyatakan selesai jikalau bola berhenti, meninggalkan lapangan, atau wasit menghentikan permainan.

Pelanggaran lalu sanksi pada penalti

Jika terjadi pelanggaran pada waktu penalti akan dilakukan:

  • Jika pelanggaran dikerjakan oleh rekan satu pasukan penendang serta bola masuk, penalti diulang.
  • Jika bola tidaklah masuk, tendangan bebas tidaklah secara langsung diberikan untuk kelompok lawan.
  • Jika penendang melakukan pelanggaran seperti feinting yang berlebihan atau pemain lain menendang penalti, penalti dibatalkan juga pemain diberikan peringatan.

Jika kiper melakukan pelanggaran:

  • Gol terus sah jikalau bola masuk.
  • Jika bola tidaklah masuk atau membentur tiang, penalti diulang apabila pelanggaran memengaruhi hasil.
  • Kiper mendapat peringatan keras untuk pelanggaran pertama, kemudian kartu warna kekuningan jikalau mengulanginya.

Penalti setelahnya tendangan dilakukan

Jika penendang menyentuh bola dua kali tanpa disentuh pemain lain, lawan mendapat tendangan bebas bukan langsung. Jika bola disentuh oleh objek luar setelahnya ditendang, penalti diulang, kecuali bola tetap masuk tanpa terganggu pemain lawan.

IFAB menegaskan bahwa tujuan pembaruan ini adalah untuk memberikan kepastian hukum bagi wasit dan juga mengelakkan ketidakadilan bagi penendang yang tersebut bukan berniat melakukan pelanggaran. Dengan adanya klarifikasi ini, diharapkan pelaksanaan penalti pada pertandingan berjalan tambahan adil lalu tegas sesuai prinsip hukum permainan.

Artikel ini disadur dari Aturan lengkap tentang penalti dalam sepak bola menurut IFAB

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *